Shared by Fr. Rick of Kingston , NY
Makin tua, aku makin menikmati Sabtu pagi. Mungkin karena adanya keheningansunyi senyap sebab aku yang pertama bangun pagi, atau mungkin juga karenatak terkira gembiraku sebab tak usah masuk kerja. Apapun alasannya,beberapa jam pertama Sabtu pagi amat menyenangkan.
Beberapa minggu yang lalu, aku agak memaksa diriku ke dapur dengan membawasecangkir kopi hangat di satu tangan dan koran pagi itu di tangan lainnya.Apa yang biasa saya lakukan di Sabtu pagi, berubah menjadi saat yang takterlupakan dalam hidup ini. Begini kisahnya.
Aku keraskan suara radioku untuk mendengarkan suatu acara Bincang-bincangSabtu Pagi. Aku dengar seseorang agak tua dengan suara emasnya. Ia sedangberbicara mengenai seribu kelereng kepada seseorang di telpon yangdipanggil "Tom". Aku tergelitik dan duduk ingin mendengarkan apa obrolannya.
"Dengar Tom, kedengarannya kau memang sibuk dengan pekerjamu. Aku yakinmereka menggajimu cukup banyak, tapi kan sangat sayang sekali kau harusmeninggalkan rumah dan keluargamu terlalu sering. Sulit kupercaya kok adaanak muda yang harus bekerja 60 atau 70 jam seminggunya untuk memenuhikebutuhan sehari-hari. Untuk menonton pertunjukan tarian putrimu pun kautak sempat".
Ia melanjutkan : "Biar kuceritakan ini, Tom, sesuatu yang membantukumengatur dan menjaga prioritas apa yang yang harus kulakukan dalamhidupku".
Lalu mulailah ia menerangkan teori "seribu kelereng" nya. "Begini Tom, suatu hari aku duduk-duduk dan mulai menghiitung- hitung. Kan umumnya orangrata-rata hidup 75 tahun. Ya aku tahu, ada yang lebih dan ada yang kurang,tapi secara rata-rata umumnya kan sekitar 75 tahun. Lalu, aku kalikan 75ini dengan 52 dan mendapatkan angka 3900 yang merupakan jumlah semua hariSabtu yang rata-rata dimiliki seseorang selama hidupnya. Sekarangperhatikan benar-benar Tom, aku mau beranjak ke hal yang lebih penting".
"Tahu tidak, setelah aku berumur 55 tahun baru terpikir olehku semua detailini", sambungnya, "dan pada saat itu aku kan sudah melewatkan 2800 hariSabtu. Aku terbiasa memikirkan, andaikata aku bisa hidup sampai 75 tahun,maka buatku cuma tersisa sekitar 1000 hari Sabtu yang masih bisakunikmati".
"Lalu aku pergi ketoko mainan dan membeli tiap butir kelereng yang ada. Aku butuh mengunjungi tiga toko, baru bisa mendapatkan 1000 kelereng itu. Kubawa pulang, kumasukkan dalam sebuah kotak plastik bening besar yangkuletakkan di tempat kerjaku, di samping radio. Setiap Sabtu sejak itu, aku selalu ambil sebutir kelereng dan membuangnya" .
"Aku alami, bahwa dengan mengawasi kelereng-kelereng itu menghilang, aku lebih memfokuskan diri pada hal-hal yang betul-betul penting dalam hidupku.Sungguh, tak ada yang lebih berharga daripada mengamati waktumu di duniaini menghilang dan berkurang, untuk menolongmu membenahi dan meluruskansegala prioritas hidupmu".
"Sekarang aku ingin memberikan pesan terakhir sebelum kuputuskan teleponmudan mengajak keluar istriku tersayang untuk sarapan pagi. Pagi ini,kelereng terakhirku telah kuambil, kukeluarkan dari kotaknya. Aku befikir,kalau aku sampai bertahan hingga Sabtu yang akan datang, maka Allah telahmemberi aku dengan sedikit waktu tambahan ekstra untuk kuhabiskan denganorang-orang yang kusayangi".
"Senang sekali bisa berbicara denganmu, Tom. Aku harap kau bisa melewatkanlebih banyak waktu dengan orang-orang yang kau kasihi, dan aku berharapsuatu saat bisa berjumpa denganmu.. Selamat pagi!"
Saat dia berhenti, begitu sunyi hening, jatuhnya satu jarumpun bisaterdengar! Untuk sejenak, bahkan moderator acara itupun membisu. Mungkin iamau memberi para pendengarnya, kesempatan untuk memikirkan segalanya.Sebenarnya aku sudah merencanakan mau bekerja pagi itu, tetapi aku gantiacara, aku naik ke atas dan membangunkan istriku dengan sebuah kecupan.
"Ayo sayang, kuajak kau dan anak-anak ke luar, pergi sarapan" kataku, "Lho,ada apa ini...?", tanyanya tersenyum. "Ah, tidak ada apa-apa, tidak adayang spesial", jawabku, " Kan sudah cukup lama kita tidak melewatkan hariSabtu dengan anak-anak ? Oh ya, nanti kita berhenti juga di toko mainan ya?Aku butuh beli kelereng."
Pesan dari cerita ini:
SPEND YOUR WEEKEND WISELY AND MAY ALL SATURDAYS BE SPECIALAND MAY YOU HAVE MANY HAPPY YEARS AFTER YOU LOSE ALL YOUR MARBLES.
============ ========= ========= =======
Happiness Comes Not Becoz We Do Great Things
But We Do Small Things With Great Love
Cari Artikel di Blog ini
Selamat Datang di Website PA-DKI Plus
PA DKI Plus adalah singkatan dari Pemuda Advent DKI Jakarta & Sekitarnya. "Plus" nya sendiri bisa berarti banyak. Yang pertama plus dalam arti usia, website dan milis PA-DKI seperti kita ketahui, tidak terbatas hanya untuk para orang muda, namun juga pada mereka yang berjiwa muda. Plus yang kedua tentunya dari segi geografi. Website dan milis PA-DKI terbuka untuk semua orang muda dan yang berjiwa muda di seluruh dunia, tidak hanya di DKI Jakarta.
Terima kasih banyak atas kunjungan Anda. Pihak moderator dengan senang hati menerima kiriman artikel rohani, sumber-sumber penting bagi Kepemudaan, berita-berita dari jemaat Anda, beserta gambar-gambarnya. Kirim kan saja ke email: admin@jakartaadventist.org, setelah disunting berita atau artikel Anda akan terpublish di Weblog ini.
Satu yang terakhir namun tetap penting, Milis dan Weblog PA-DKI adalah resmi di bawah naungan Direktur Pemuda Advent Konferens DKI Jakarta & Sekitarnya yang sekarang diemban oleh Pdt. Daniel Rampen.
Salam Pemuda,
Moderator
Thursday, October 30, 2008
Kisah 1000 Hari Sabtu
Posted by List at 5:04 PM 0 comments
Labels: article
Thursday, October 23, 2008
Latimojong Mount (3.478 mdpl)
DESTINY : Latimojong Mount (3.478 mdpl)
PERIOD : 13 - 19 Agustus 2007
Contact Person untuk Pendaftaran :
1. Kantor Polsek Baraka
2. Kepala Dusun Karangan (P. Sahir)
Akomodasi + Transportasi :
1. Bp. Dadang (Ketua KPA Lembayung) = 085-255438428
Contact Person Porter (Desa Karangan/Desa Latimojong) :
2. P. Sinu
1. P. Sahir
More Contact Person in Makasar :
1. Batti (081342964137)
2. Iwan (081524190413)
RUTE PERJALANAN
DESTINY: Latimojong Mount (3.478 mdpl)
PERIOD : 13 - 19 Juni 2007
About Semeru Mount :
Nama puncak : Rante Mario
Type : Non-Vulcano
Tinggi : 3478 mdpl
Posisi goegrafis : 120°01'30" BT - 03°23'01" LS.
Temperatu : dapat menjapai -2ยบ C
Desa Baraka
Baraka ini bisa dicapai dari arah Makassar atau Tana Toraja dengan menumpang bis dan turun di Cakke. Kemudian dilanjutkan dengan menumpang angkutan lokal ke Baraka. Dari Makassar ada kendaraan langsung menuju Baraka, berupa kendaraan Kijang, atau Panther yang bermuatan 10 orang dengan ongkos Rp.30.000,- per orang dan mangkal di terminal Makassar pada jam 07.00 atau 12.00 dan 19.00. Kadang angkutan ini jam keberangkatannya juga bisa mundur tergantung dari ada tidaknya penumpang.
Desa Buntu Dea
Dari Baraka ke Buntu Dea bisa ditempuh dengan mobil sejenis mikrolet dan biasanya tidak sampai ke batas akhir dari jalan, dan berhenti 3km sebelum batas akhir jalan. Angkutan ini hanya ada pada hari pasar Baraka yaitu hari Senin dan Kamis. Angkutan lain adalah Ojek dan kita akan diantar langsung pada batas jalan dengan waktu tempuh dari Baraka satu jam lebih cepat yaitu 2 jam. Akan tetapi tentu saja biayanya akan jadi lebih mahal dari pada menumpang angkotan. Pada waktu pendataan ini ongkos ojek adalah Rp.50.000,- sekali jalan.
Rante Lemo (Dusun Latimojong)
Dari Buntu Dea menuju dusun Latimojong atau di peta dikenal dengan Rante Lemo, ditempuh dengan berjalan kaki. Jalurnya sudah diperlebar untuk kendaraan beroda empat, akan tetapi masih dalam tahap pengerjaan mungkin 1 atau 2 tahun lagi jalan ini sudah selesai dan kendaraan sudah bisa mencapai Dusun Latimojong. Waktu yang ditempuh dari Buntu Dea ke Dusun Latimojong adalah 2 jam. Dusun Latimojong ini sudah tersedia aliran listrik.
Dusun Karuaja
Kira-kira 1 jam 15 menit kemudian jalan setapak akan melewati dusun Karuaja. Sebuah dusun kecil dan listrik juga sudah mengalir ke dusun ini. Dusun ini terletak persis dilembah sebuah bukit.
Dusun Karangan 1390 Mdpl
Berjarak tempuh 2 jam jalan kaki dari dusun Karuaja. Ditengah perjalanan antara Karuaja dan Karangan akan ada lagi sebuah dusun kecil yaitu Buntulamba. Dusun Karangan berada dipinggang bukit dengan ketinggian 1390m d.p.l dan mengalir sungai besar yang jernih yaitu sungai Salu Karangan. Di dusun ini pendaki sudah biasa menginap di rumah penduduk atau dirumah kepala desa, dan biasanya bagi yang butuh porter bisa mencarinya disini.
Post 1 (Buntu Kaciling) 1800 Mdpl
menuju pos 1 dimulai dengan mengikuti aliran sungai Salu Karangan kemudian menyeberangi sebuah jembatan batang pohon dan menanjak naik dengan kemiringan 50-70 derajat. Kemudian akan bertemu dengan jalan bercabang dua yaitu kekiri mendatar adalah rute ke puncak Rante Mario dan lurus mendaki adalah rute ke puncak Nenemori. Keadaan jalur hingga ke Pos 1 ini banyak sekali jalan bercabangnya, yang merupakan jalur pemburu dan penebang kayu,
merupakan sebuah areal terbuka seukuran 4 meter persegi disini tidak ada sumber mata air.
Post 2 (Goa Sarung Pakpak) 1800 Mdpl
Ttrek akan bervariasi yaitu mendaki dan menurun serta melipiri tepi jurang. Mendekati pos 2 rute jalannya akan menurun karena pos 2 berada disebuah lembah ditepi sungai yang mengalir besar. Pos 2 ini berupa sebuah areal dibawah tebing batu seukuran 4 meter persegi. Sumber air melimpah disini dan sangat dekat dari areal camp. Waktu tempuh dari pos 1 adalah 1 jam 45
menit. Pos 2 biasanya dijadikan tempat bermalam oleh pendaki.
Post 3 (Lantang Nase) 1940 Mdpl
Rute dari post 2 adalah tanjakan terjal 80 derajat dan ini akan ditempuh terus selama 1 jam perjalanan. Tanajakan ini tanpa bonus jalan mendatar dan sangat berbahaya jika lengah dengan keseimbangan bisa terjungkal kebelakang. Pos 3 ini berupa sebuah daerah datar seukuran 5 meter persegi serta tidak ada sumber airnya dan Post 4 (Buntu Lebu) 2140 Mdpl Rute dari post 3 mempunyai kemiringan 60 - 70 derajat dengan sesekali bonus jalan mendatar. Pos 4 berada diketinggian 2140m d.p.l dan merupakan sebuah areal datar ukuran 6 meter persegi. Tertutup pepohonan dan tidak mempunyai sumber air. Waktu tempuh dari pos 3 adalah 45 menit.
Post 5 (Soloh Tama) 2480 Mdpl
merupakan sebuah daerah datar yang luar dan bisa menampung paling tidak 10 tenda. Daerah ini sedikit terbuka dan terletak disisi sebuah punggungan. Waktu tempuh dari pos 4 adalah 1 jam 30 menit. Disini terdapat sumber air berupa sebuah sungai yang berjarak kira-kira 100 meter menurun kelembah. Tempat ini juga biasanya dijadikan tempat bermalam oleh pendaki.
Post 6 (2690 Mdpl)
merupakan sebuah daerah datar ukuran 3x6 meter dan mempunyai ketinggian 2690m d.p.l jarak tempuh dari pos 5 sekitar 40 menit. Dari pos ini sudah terlihat jelas jejeran pegunungan Latimojong serta Buntu Dea dari kejauhan. Disini tidak terdapat sumber mata air.
Post 7 (Kolong Buntu) 3100 Mdpl
Jarak tempuh dari pos 6 ke pos 7 adalah 1 jam 30 menit. Sepanjang rute menuju pos 7 jalan setapaknya sudah terbuka dan hamparan jejeran penggunungan Latimojong jelas terlihat. Pemandangan sangat indah dari pos ini. Di pos ini juga terdapat sebuah sumber mata air berupa sungai kecil jernih dan sebuah kolam besar dibawahnya. Jarak dari lokasi camp sekitar 15
meter.
Prapatan (3300 Mdpl)
Perapatan adalah sebuah medan terbuka yang cukup luas disini kita menemukan jalan kekiri ke puncak Rante Mario, kanan ujung 30° adalah kepuncak Nenemori dan kanan 90° adalah jalan turun ke Palopo. Sebelum mencapai perapatan ini kita akan bertemu dengan jalan bercabang yaitu kekanan ke puncak antene (antene komunikasi ABRI yang tidak terpakai lagi), dan kekiri
ke Perapatan. Waktu tempuh dari pos 7 adalah 20 menit, tidak ada sumber air disini.
Puncak Rante Mario (3478 Mdpl)
Dari perapatan menuju puncak rante Mario rutenya mendatar dengan sesekali tanjakan 30 derajat. Melewati jalan terbuka yang luas terdapat dua jalur yaitu kekiri jalur normal dan kekanan jalur potong. Kedua jalur tersebut bertemu kembali sebelum mencapai puncak. Pemandangan ke arah utara dari puncak adalah Puncak Buntu Rantekambola, Sebelah barat Buntu Pantealoan dan jejeran bukit di Buntu Dea, dan sebelah Selatan Buntu Nenemori. Puncak
Rante Mario ini sangat luas dan ada tiang ketinggiannya.
Foto-foto :
(See attached file: Lumbung Pagi.jpg)
(See attached file: Hutan cantigi1.jpg)
(See attached file: Hutan cantigi 2.jpg)
(See attached file: Hutan cantigi 3.jpg)
(See attached file: Jalan rusak 1.jpg)
(See attached file: Jalan rusak 2.jpg)
(See attached file: Kendaraan angkut.jpg)
(See attached file: Guide n porter.jpg)
By Obeng / MGR Situ Pendiri
Posted by List at 11:17 AM 0 comments
Labels: News
Tuesday, October 7, 2008
Bertumpu pada Hati
Lelaki santun itu duduk di tepi sungai. Ia sudah beberapa lama tidak makan apapun. Lalu sebutir apel yang terbawa arus itu dipungutnya, dan dimakan. Sesaat kebutuhannya terpenuhi. Namun sesaat kemudian hati kecilnya menggugat. "Apel siapa ini? Mengapa aku memakannya tanpa minta izin?"
Lelaki itu menelusur ke hulu, mencari pemilik apel tersebut. Beberapa jauh kemudian ia menemukan pemiliknya. Ia minta tindakannya memakan apel hanyut tanpa izin pemiliknya tersebut dimaafkan. Abdullah, pemilik kebun, itu bersedia memaafkan dengan syarat tertentu. Yakni agar lelaki itu bersedia menikahi putrinya. "Tapi putriku itu buta, lumpuh, dan bisu," kata Abdullah.
Lelaki itu mengangguk. Ia siap melakukan pekerjaan halal apapun untuk mendapatkan maaf. Hatinya tidak akan pernah tenang sebelum ia mendapatkan maaf itu. Pernikahan pun dilangsungkan. Sang istri, Fatimah, ternyata seorang gadis luar biasa. Cerdas, cantik, dan sama sekali tidak buta, lumpuh dan bisu. "Ia buta dari perbuatan melihat maksiat, lumpuh dari melangkahkan kaki ke tempat-tempat yang tidak benar, serta bisu dari ucapan yang tidak senonoh," kata Abdullah.
Mereka dikaruniai anak saleh yang kemudian menjadi tokoh besar sufi, Syekh Abdulqadir Jaelani.
Apa yang membuat ayah Abdulqadir Jaelani begitu bersusah-payah mencari pemilik apel yang hanyut di sungai? Bukankah si pemilik tak merasa kehilangan bila sebutir apel dari kebunnya yang luas jatuh ke sungai. Ia juga akan merasa maklum jika ada yang memungut apel itu, dan kemudian memakannya. Ia tentu tidak akan mempersoalkan seandainya tahu siapa yang memakan apel itu. Apalagi ia sama sekali tidak tahu siapa yang memakan apel itu, bahkan tidak tahu kalau apelnya hanyut di sungai.
Tidak demikian bagi seorang saleh sejati seperti ayah Abdulqadir Jaelani. Sebutir apel, dalam keadaan sangat lapar, sungguh berarti bagi perutnya. Namun hatinya tidak dapat menerima apel tak bertuan itu. Hatinya terus terjaga dalam keadaan jernih. Noda setitik pun yang akan mengotori kejernihan hati akan membangkitkan mekanisme untuk membuang jauh noda itu, dan mengembalikan kejernihan hati seperti semula. Hati itu menggerakkan kakinya untuk melangkah, menggerakkan bibirnya untuk minta maaf, dan menggerakkan seluruh jiwa-raganya untuk menerima persyaratan apapun buat mendapatkan maaf itu.
Apa yang sebenarnya ada pada hatinya itu sehingga mempunyai daya-gerak yang begitu hebat?
Tuhan tidaklah memandang rupa seseorang. Tidak pula memandang bentuk seseorang itu. Namun, Tuhan memandang hati orang tersebut. Lewat hati manusia pula, Tuhan mengungkapkan kehadiran-Nya kepada seseorang. Lewat hatinya seseorang dapat merasakan bahwa Tuhan memang "lebih dekat dibanding urat leher sendiri". Lewat hati, seseorang dapat merasakan hal yang dalam penggambaran sufistik, "dengan mata-Nya ia melihat, dengan telinga-Nya ia mendengar, dengan tangan-Nya ia menyentuh."
Sachiko Murata, profesor bidang studi agama di Universitas New York, menilai banyak ayat-ayat kitab suci yang membahas mengenai hati sebagai sentralitas pada diri manusia; secara harfiah, hati itulah yang akan membalik, mengubah, memaju-mundurkan, serta menaik-turunkan manusia. Tidak berlebihan bila hati dipandang sebagai "lokus kebaikan dan kejahatan, maupun kebenaran-kesalahan."
Hatilah yang akan mengendalikan seseorang hingga tenteram atau gelisah. Hati yang akan menentukan seseorang sukses atau tidak dalam mengarungi gelombang hidup. Itu yang menjelaskan mengapa para imam sufi tiada henti untuk menekankan pentingnya, latihan tanpa akhir untuk memurnikan hati. [Zaim.U]
Kiriman: "S1D" <s1ddh4rta@gmail.com> via milis 4w4rness. Sedikit disunting oleh NR.
Posted by List at 3:02 PM 0 comments
Labels: article
Monday, October 6, 2008
CINTA SEORANG IBU
[Author : unknown]
Alkisah di sebuah desa, ada seorang ibu yang sudah tua, hidup berdua dengan anak satu-satunya. Suaminya sudah lama meninggal karena sakit. Sang ibu sering kali merasa sedih memikirkan anak satu-satunya. Anaknya mempunyai tabiat yang sangat buruk yaitu suka mencuri, berjudi, mengadu ayam dan banyak lagi. Ibu itu sering menangis meratapi nasibnya yang malang, Namun ia sering berdoa memohon kepada Tuhan: "Tuhan tolong sadarkan anakku yang kusayangi, supaya tidak berbuat dosa lagi. Aku sudah tua dan ingin menyaksikan dia bertobat sebelum aku mati"
Namun semakin lama si anak semakin larut dengan perbuatan jahatnya, sudah sangat sering ia keluar masuk penjara karena kejahatan yang dilakukannya. Suatu hari ia kembali mencuri di rumah penduduk desa, namun malang dia tertangkap. Kemudian dia dibawa ke hadapan raja utk diadili dan dijatuhi hukuman pancung pengumuman itu diumumkan ke seluruh desa, hukuman akan dilakukan keesokan hari di depan rakyat desa dan tepat pada saat lonceng berdentang menandakan pukul enam pagi. Berita hukuman itu sampai ke telinga si ibu dia menangis meratapi anak yang dikasihinya dan berdoa berlutut kepada Tuhan, "Tuhan ampuni anak hamba, biarlah hamba yang sudah tua ini yang menanggung dosa nya".
Dengan tertatih tatih dia mendatangi raja dan memohon supaya anaknya dibebaskan. Tapi keputusan sudah bulat, anakknya harus menjalani hukuman. Dengan hati hancur, ibu kembali ke rumah. Tak hentinya dia berdoa supaya anaknya diampuni, dan akhirnya dia tertidur karena kelelahan. Dan dalam mimpinya dia bertemu dengan Tuhan.
Keesokan harinya, ditempat yang sudah ditentukan, rakyat berbondong2 manyaksikan hukuman tersebut. Sang algojo sudah siap dengan pancungnya dan anak sudah pasrah dengan nasibnya. Terbayang di matanya wajah ibunya yang sudah tua, dan tanpa terasa ia menangis menyesali perbuatannya. Detik-detik yang dinantikan akhirnya tiba. Sampai waktu yang ditentukan tiba, lonceng belum juga berdentang sudah lewat lima menit dan suasana mulai berisik, akhirnya petugas yang bertugas membunyikan lonceng datang. Ia mengaku heran karena sudah sejak tadi dia menarik tali lonceng tapi suara dentangnya tidak ada.Saat mereka semua sedang bingung, tiba2 dari tali lonceng itu mengalir darah. Darah itu berasal dari atas tempat di mana lonceng itu diikat. Dengan jantung berdebar2 seluruh rakyat menantikan saat beberapa orang naik ke atas menyelidiki sumber darah.
Tahukah anda apa yang terjadi? Ternyata di dalam lonceng ditemui tubuh si ibu tua dengan kepala hancur berlumuran darah dia memeluk bandul di dalam lonceng yang menyebabkan lonceng tidak berbunyi, dan sebagai gantinya, kepalanya yang terbentur di dinding lonceng. Seluruh orang yang menyaksikan kejadian itu tertunduk dan meneteskan air mata. Sementara si anak meraung raung memeluk tubuh ibunya yang sudah diturunkan. Menyesali dirinya yang selalu menyusahkan ibunya. Ternyata malam sebelumnya si ibu dengan susah payah memanjat ke atas dan mengikat dirinya di lonceng. Memeluk besi dalam lonceng untuk menghindari hukuman pancung anaknya.
Demikianlah sangat jelas kasih seorang ibu utk anaknya. Betapapun jahat si anak, ia tetap mengasihi sepenuh hidupnya. Marilah kita mengasihi orang tua kita masing masing selagi kita masih mampu karena mereka adalah sumber kasih Tuhan bagi kita di dunia ini. Sesuatu untuk dijadikan renungan utk kita. Agar kita selalu mencintai sesuatu yang berharga yang tidak bisa dinilai dengan apapun.
There is a story living in us that speaks of our place in the world. It is a story that invites us to love what we love and simply be ourselves.
SEBERAPA DALAM KAMU MENCINTAI IBUMU ???? mother is the best super hero in the world.
Posted by List at 3:47 PM 0 comments
Labels: article
ARTIKEL: Bagaimana Berkhotbah
BAGAIMANA BERKOTBAH DENGAN PENUH KUASA?
Bahan pelajaran asli dari Pdt. Andreas Samudera. Disadur dan diadaptasi dan diperkembangkan oleh Pdt. Sammy Lee
victoryglobalvision@gmail.com
Bahan ‘Bagaimana Berkhotbah’ ini dipersiapkan untuk melatih pekerja-pekerja Rumah Doa segala Bangsa agar mereka mampu berkhotbah dengan penuh kuasa. Disini diberikan syarat-syarat dan kaidah-kaidah yang perlu diketahui dan dijiwai oleh seorang yang ingin menjadi pengkhotbah yang berkuasa. Bahan ini masih merupakan garis besar saja yang masih perlu diuraikan secara lebih luas dan ditambahi dengan contoh-contoh pendek agar lebih jelas. Namun bagi mereka yang ingin mempergunakannya sebagai bahan latihan bagi pekerja gereja Tuhan, anda dapat mempergunakannya dengan menambahkan inovasi sendiri.
Bahan ini dibagikan dalam 4 bagian yang dibawakan selama 4 sesi, menjadi semacam kursus dengan praktek langsung pada setiap sesinya. Peserta dapat dibagi dalam kelompok-kelompok 4 orang atau sebanyak-banyaknya 6 orang. Pada setiap sesi peserta diberi waktu 10 sampai 15 menit untuk praktek berkhotbah secara bergilir, sementara yang lain mengisi daftar penilaian terhadap pembicara. Hasil penilaian ini diberikan langsung kepada pembicara agar ia tahu apa pendapat orang lain terhadap penyampaiannya.
Anda boleh memakai bahan ini dengan bebas, dengan syarat anda mau sekedar memberitahukan kami dengan singkat ke alamat e-mail: victoryglobalvision@gmail.com
Juga kami meminta pendapat dan saran anda bila anda telah memakainya, agar kami dapat memperbaiki untuk penggunaan yang lebih baik dikemudian hari.
!doctype>