Ketika saya masih berada dlm kandungan Ibu, ayah saya ditangkap dengan tuduhan PKI, karena Ibu tidak mampu dan tidak punya pekerjaan, maka ia berusaha untuk melakukan abortus, tetapi rupanya tidak berhasil 100%. Saya lahir tidak dengan tubuh seutuhnya, saya dilahirkan dalam keadaan cacad. Saya hanya memiliki sebuah kaki saja. Rupanya kehadiran saya dari awal mula di dunia ini tidak diharapkan dan juga tidak di inginkan. Dunia ini diciptakan hanya untuk orang sehat dan kaya saja. Tidak ada tempat bagi kami orang miskin, apalagi bagi kami orang cacad, sakit dan miskin..Tiga tahun kemudian Ibu saya bunuh diri, karena mempunyai anak cacad itu; bagi Ibu ini merupakan aib dan beban tugas yang terlalu berat. Saya diambil ke panti asuhan.
Bagi teman-teman saya yang sehat dan yang manis, mereka menemukan rumah tempat tinggal baru, dirumah orang tua angkat mereka, tetapi tidak ada tempat bagi seorang anak cacad dirumah mereka, maklum mereka tidak mau mengambil anak cacad, sebagai anak angkat mereka. Anak cacad hanya akan mengingatkan kepada hal-hal yang jelek dan buruk.
Saya baru bisa jalan dalam usia 5 th, tetapi saya tidak pernah bisa lari, sehingga anak-anak kawan sebaya saya tidak mau mengajak saya turut bermain. Terlinang air mata saya keluar, ketika saya melihat kawan-kawan sebaya saya, mereka bisa bermain dengan orang tua mereka sambil tertawa riang dan ceria, tetapi saya hanya bisa melihat mereka dari jauh sebab tidak ada tempat bagi anak cacad dilingkungan anak-anak sehat.
Apakah Anda bisa membayangkan bagaimana perasaan seorang anak yang tidak pernah mendapatkan belaian kasih sayang? Kami juga manusia yang memiliki rasa haus dan lapar akan kasih sayang, tetapi tidak ada yang mau memberikannya kepada kami, jangankan kasih sayang, sapaan hangat pun tidak pernah kami dapatkan.
Apakah salah apabila saya menangis, karena saya merasa rindu ingin mendapatkan belaian kasih dari seorang Ibu atau seorang ayah yang tidak pernah saya dapatkan ataupun rasakan. Hati ini rasanya sangat pedih sekali, melihat anak-anak lain di belai dengan mesranya oleh Ibu atau Ayah mereka.Saya yakin para pembaca masih bisa mengenang rasa belaian kasih sayang dari Ibu atau Ayah kandung Anda? Walaupun pada saat ini Anda telah dewasa, tetapi saya yakin Anda masih mendambakannya, masih ingin merasakannya sekali lagi, belaian kasih sayang dari Ibu dan Ayah kita!
Tetapi bagaimana perasaan seorang anak yang tidak pernah merasakannya sama sekali apa artinya belaian kasih tsb, yang hanya bisa melihat dari jauh saja, betapa indahnya, betapa bahagianya mereka yang bisa mendapatkan dan merasakan belaian kasih sayang dari seorang Ibu.
Saya juga sangat ingin sekali masuk sekolah, saya juga ingin turut bisa belajar seperti anak-anak lain, tetapi menurut ketua panti asuhan, percuma saja saya sekolah, karena toh dikemudian hari saya tidak akan bisa mendapatkan pekerjaan. Maklumlah panti asuhan dimana saya tinggal bukannya panti asuhan dari pemerintah. Sebab pada saat ini di sekolahan tidak ada tempat bagi anak miskin maupun anak cacad. Sekolahan pada saat ini hanya untuk anak orang kaya dan hanya untuk anak yang sehat saja.
Permainan sepak bola hanya bisa saya ikuti sebagai penonton saja, walaupun rasanya ingin sekali saya bisa turut merasakan, bagaimana rasanya menendang bola itu, tetapi keinginan ini hanya impian yang tidak akan pernah bisa terwujudkan, karena tidak ada tempat bagi orang cacad dilapangan olah raga.Hati saya merasa nyeri dan merasa seperti di iris-iris kalau saya melihat anak-anak lain naik sepeda atau main sepatu roda, karena untuk anak pincang tidak ada tempat dan kesempatan untuk bisa melakukan semuanya ini.
Ketika saya dewasa, ingin saya mempunyai penghasilan sendiri, tetapi tidak ada tempat dilapangan kerja untuk orang cacad, jangankan untuk orang cacad yang tidak berpendidikan seperti saya untuk orang sehatpun sudah tidak ada lowongan kerja lagi.
Sejak saya lahir sampai dewasa, tidak pernah saya bisa merasakan rasa kasih maupun belaian sayang dari seseorang. Perkataan kasih bagi saya adalah suatu hal yang abstrak yang tidak pernah mungkin bisa saya dapatkan maupun rasakan. Tidak ada tempat untuk kasih dalam dunia anak cacad.
Sebagai seorang cacad yang tidak berpendidikan, hanya ada satu jalan untuk kami ialah menjadi seorang pengemis, saya merasa malu untuk minta-minta, apakah tidak cukup aib dan cemohan yang telah saya terima selama hidup ini? Saya tidak mau mengalami cemohan terus-menerus, maka dari itulah daripada saya dihina lebih baik saya mencari makanan di tong sampah, tetapi pada saat krismon ini; hampir tidak ada sisa makanan yang dibuang, sehingga sering sekali saya tidak bisa makan seharian penuh.Karena dorongan rasa lapar yang tak terhingga, maka akhirnya saya memaksakan diri untuk memakan makanan yang telah busuk dan bau pun, akhirnya saya makan juga hal ini mengakibatkan saya jatuh sakit. Saya jatuh pingsan dan ketika saya bangun terdengar sayup-sayup suara irama musik dan lagu yang indah sekali disatu tempat yang terang....
Dan dalam keadaan sadar dan tidak sadar seakan-akan masih terdengar sayup-sayup suara lembut yang berkata:
"Ketika Aku datang kedunia pun tidak ada tempat bagi-Ku, tetapi di rumah Bapa-Ku ada banyak tempat tinggal."
We all have different loads to bear,
Some heavy and some light;
But those who give their lives to Christ
Can trust He'll make things right.
Resentment comes from looking at others;
contentment comes from looking to God.
Mang Ucup
Email: mang.ucup@gmail.com
Homepage: www.mangucup.org
Cari Artikel di Blog ini
Selamat Datang di Website PA-DKI Plus
PA DKI Plus adalah singkatan dari Pemuda Advent DKI Jakarta & Sekitarnya. "Plus" nya sendiri bisa berarti banyak. Yang pertama plus dalam arti usia, website dan milis PA-DKI seperti kita ketahui, tidak terbatas hanya untuk para orang muda, namun juga pada mereka yang berjiwa muda. Plus yang kedua tentunya dari segi geografi. Website dan milis PA-DKI terbuka untuk semua orang muda dan yang berjiwa muda di seluruh dunia, tidak hanya di DKI Jakarta.
Terima kasih banyak atas kunjungan Anda. Pihak moderator dengan senang hati menerima kiriman artikel rohani, sumber-sumber penting bagi Kepemudaan, berita-berita dari jemaat Anda, beserta gambar-gambarnya. Kirim kan saja ke email: admin@jakartaadventist.org, setelah disunting berita atau artikel Anda akan terpublish di Weblog ini.
Satu yang terakhir namun tetap penting, Milis dan Weblog PA-DKI adalah resmi di bawah naungan Direktur Pemuda Advent Konferens DKI Jakarta & Sekitarnya yang sekarang diemban oleh Pdt. Daniel Rampen.
Salam Pemuda,
Moderator
Friday, May 30, 2008
Si Anak Pincang
Posted by List at 9:23 AM 0 comments
Labels: Front
Friday, May 23, 2008
Bangkit Dari Keterpurukan
Sumber : Bangkit Dari Keterpurukan oleh Andrew Ho
"Jika Anda mau menerima kegagalan dan belajar darinya, jika Anda mau menganggap kegagalan merupakan sebuah karunia yg tersembunyi dan bangkit kembali, maka Anda memiliki potensi menggunakan salah satu sumber kekuatan paling hebat untuk meraih kesuksesan." ~ Joseph Sugarman
Kehidupan kita tak akan pernah berjalan semulus yang kita pikirkan. Berbagai macam tantangan, misalnya kehilangan pekerjaan atau orang-orang yang dicintai, disabotase, bangkrut dan lain sebagainya, bisa saja menyeret kita dalam keterpurukan. Bila kita melihat ke sekeliling, begitu banyak orang-orang yang tenggelam dalam keterpurukan dan terjerat cukup lama dalam kegelapan, misalnya menjadi pecandu narkoba, budak hutang dan kemiskinan, korupsi atau melakukan tindak kejahatan lainnya lalu dipenjarakan, dan bentuk kemalangan lainnya. Bila kita cukup cerdas dalam menghadapi tantangan kehidupan, bermacam bentuk benturan keras seperti itu seharusnya tidak membuat kita semakin terpuruk. Tantangan kehidupan adalah kesempatan untuk introspeksi diri. Benturan keras dalam kehidupan akan menjadikan kita lebih mulia, jika kita segera sadar atas kekeliruan yang telah dilakukan, kelemahan yang harus diperbaiki, kembali menyusun dan melaksanakan rencana dengan lebih baik.
"Remember the two benefits of failure. First, if you do fail, you learn what doesn't work; and second, the failure gives you the opportunity to try new approach." – Ingatlah 2 keuntungan yang kita peroleh dari kegagalan. Yang pertama adalah mempelajari apa yang tidak berjalan dengan baik; dan kedua adalah menjadi kesempatan bagi kita untuk mencoba pendekatan baru," kata Roger Van Oech. Menurut Roger, tantangan kehidupan adalah bagian dari perjalanan hidup supaya kita menjadi lebih cerdas menghadapi tantangan kehidupan. Tokoh-tokoh terkenal dan sukses, misalnya Walt Disney, Soichiro Honda, Thomas Edison, Wright Bros, Fred Smith, Mohamad Ali, Henry Ford, Bill Gates, Steve Jobs, Oprah Winfrey, Christoper Columbus, Anthony Robins, dan lain sebagainya, sudah pernah mengalami keras dan sakitnya kehidupan. Tetapi semua pengalaman pahit tersebut justru membimbing mereka ke gerbang kesuksesan. Kesuksesan mereka bukan semata-mata dipengaruhi oleh faktor pendidikan ataupun modal, apalagi faktor kebetulan. Mereka berhasil lantaran kekuatan dan kecerdasan mereka menghadapi tantangan kehidupan. Menurut Paul G. Stoltz, Phd, dalam bukunya berjudul Adversity Quotient (AQ), ada tiga tipe manusia dalam analogi mendaki gunung:
1. Quitters – orang-orang yang mudah menyerah, sehingga kehidupan mereka semakin terpuruk dalam kemalangan.
2. Campers – orang-orang yang mudah puas dengan apa yang sudah dicapai, sehingga kehidupan mereka biasa-biasa saja.
3. Climbers – orang-orang yang selalu optimis, berpikir positif dan terus bersemangat kerja sampai benar-benar mendapatkan yang mereka inginkan. Contoh dari tipe orang ke tiga adalah orang-orang yang sukses di dunia ini. Selalu memanfaatkan kesempatan untuk maju dan pulih dari keterpurukan adalah ciri khas mereka yang utama. Tak mengherankan jika mereka melalui setiap rintangan dengan tabah, berjuang keras, dan mental yang kuat.
Tantangan kehidupan memang tidak pernah ada habisnya. Tetapi selama kita terus berusaha memperbaiki diri dan strategi ditambah dengan kesadaran spiritual yang lebih dalam, maka kita akan dapat mencapai tujuan tertinggi. "Our greatest glory is not in never falling, but in rising everytime we fail." – Kejayaan tertinggi bukan karena kita tidak pernah jatuh, melainkan karena kita selalu bangkit lagi ketika gagal," cetus Confucius. Oleh sebab itu, perbaiki diri terus-menerus, jangan menunggu sampai kemalangan itu benar-benar datang. Mantapkan keyakinan ketika membuat perencanaan dan menetapkan target yang memungkinkan tercapai. Kemudian langsung melakukan langkah-langkah untuk memastikan hasil maksimal, dengan penuh komitmen dan kerja keras, kecintaan dan semangat. Dengan demikian kita akan memiliki kepekaan sekaligus keseimbangan disaat harus menghadapi tantangan kehidupan yang cukup keras. Mulai detik ini tanyakanlah pada diri sendiri seberapa besar pengaruh positif yang telah Anda dapatkan atas berbagai situasi yang Anda alami? Pastikan tantangan hidup selama ini membawa Anda pada kedewasaan, kebijaksanaan dan kualitas spiritual yang lebih baik. Dengan demikian Anda akan dapat menilai apakah Anda sudah mampu bangkit dan menjadi manusia yang lebih mulia atau belum.[aho]
TUHAN memberkati
Posted by List at 4:29 PM 0 comments
Labels: Front
Wednesday, May 14, 2008
Kekuatan Genggaman Tangan
Ada seorang gadis kecil bernama Elina. Suatu hari Elina diajak ayahnya berjalan-jalan. Di tengah perjalanan, mereka harus melalui sebuah jembatan kecil di atas sebuah sungai.
Ayah Elina sedikit khawatir. Ia berkata pada Elina, “Elina, ayo genggam tangan Papa. Biar kamu tidak jatuh ke sungai.”
“Tidak,” tolak Elina. “Seharusnya, Papa yang menggenggam tanganku”.
“Lho, memang apa bedanya?” tanya ayahnya bingung.
“Berbeda sekali, Papa. Jika aku yang menggenggam tangan Papa dan terjadi sesuatu pada diriku, bisa saja genggamanku terlepas. Tapi, jika Papa yang menggenggam tanganku, apapun yang terjadi, aku yakin Papa tidak akan melepaskan genggaman Papa padaku,” jawab Elina.
Ayah Elina sangat terkejut mendengar jawaban dari anaknya. Setelah dipikirkan kembali, ia merasa apa yang dikatakan oleh anaknya sangat benar. Jadi, ia menggenggam tangan anaknya dengan penuh kasih untuk menyeberangi jembatan itu.
Apa arti cerita ini?
Kepercayaan tidak sekedar mengikatkan diri satu sama lain. Namun, kepercayaan harus bisa saling mempersatukan. Jadi, genggamlah tangan orang yang kita sayangi, daripada mengharapkan orang itu menggenggam tangan kita.
(^_^)'Fa
Posted by List at 11:28 AM 0 comments
Labels: Front
Tuesday, May 13, 2008
BAKSOS Pathfinder Club MT Haryono I
Sekitar jam 07:30 wib rombongan berangkat menuju lokasi, dan setelah menempuh perjalanan sekitar 1 jam rombongan tiba di lokasi, dimana telah menunggu masyarakat setempat untuk menerima pelayanan ini. Dan setelah sambutan selamat datang dari Kepala Desa, kegiatan bakti sosial dimulai.
Program pelayanan pengobatan cuma-cuma ini didukung oleh 5 dokter umum, 3 dokter spesialis, 5 dokter gigi dan 11 perawat; dibawah koordinator Dr. Marthin Walean, SpOG. Sekitar 20 pathfinder yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini disibukkan dengan menjaga alur pengobatan dan pengambilan obat, sehingga tidak terjadi kekacauan. Walaupun lelah, mereka terlihat penuh semangat menjalankan tugas pelayanan ini.
Banyaknya tim medis yang terlibat dalam kegiatan ini membuat pelayanan kepada sekitar 430 masyarakat dapat berjalan cepat, sehingga tepat jam 14 :30 wib acara telah berakhir.
Walaupun badan terasa lelah, tapi kami senang melihat antusias warga dalam pelayanan ini, dan kamipun merasa senang dapat melayani masyarakat setempat yang betul-betul membutuhkan pelayanan ini. Kami berharap kiranya melalui pelayanan ini nama Tuhan boleh dipermuliakan, kasihNya boleh dinyatakan dan biarlah pelayanan yang sederhana ini dapat menjadi berkat bagi masyarakan Desa Jomin Barat.
Dilaporkan oleh,
Lorraine Lesiasel, MT Haryono 1
Posted by List at 9:34 AM 0 comments
Labels: News
Wednesday, May 7, 2008
Piring Kayu & Gelas Bambu
Piring Kayu & Gelas Bambu
SEORANG lelaki tua yang baru ditinggal mati isterinya tinggal bersama anaknya, Arwan dan menantu perempuannya, Rina, serta cucunya, Viva yang baru berusia enamtahun. Tangan lelakitua ini begitu rapuh, dan sering bergerak tak menentu.
Penglihatannya buram, dan cara berjalannya pun ringkih. Keluarga itu biasa makan bersama di ruang makan. Namun, sang orangtua yang pikun ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang bergetar dan mata yang rabun, membuatnya susah untuk menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh ke bawah.
Sebenarnya dia merasa malu seperti itu di depan anak menantu, tetapi dia gagal menahannya. Oleh karena kerap sekali dilirik menantu, selera makannyapun hilang. Dan tatkala dia memegang gelas minuman, pegangannyaterlepas. Praaaaaannnnngggggg!! Bertaburanlah serpihan gelas di lantai dan minuman itu tumpah membasahi taplak. Pak tua menjadi serba salah. Dia bangun, mencoba memungut serpihan gelas itu, tapiArwan melarangnya. Rina cemberut, mukanya masam. Viva merasa kasihan melihatkakeknya, tapi dia hanya dapat melihat untuk kemudian meneruskan makannya.
Mereka merasa direpotkan dengan semua ini. "Kita harus lakukan sesuatu, ujar sang istri. "Aku sudah bosan membereskan semuanya untuk pak tua ini." "Esok ayah tak boleh makan bersama kita," Viva mendengar ibunya berkata padakakeknya, ketika kakeknya beranjak masuk ke dalam kamar. Arwan hanya membisu.
Sempat anak kecil itu memandang tajam ke dalam mata ayahnya. Demi memenuhi tuntutan Rina, Arwan membelikan sebuah meja kecil yang rendah, laludiletakkan di sudut ruang makan. Di situlah ayahnya menikmati hidangan sendirian, sedangkan anak menantunya makan di meja makan. Karena sering memecahkan piring, keduanyajuga memberikan piring kayu & gelas bambu untuk si kakek. Viva juga dilarang apabila diamerengek ingin makan bersama kakeknya.Air mata lelaki tua meleleh mengenang nasibnya diperlakukan demikian. Ketika itudia teringat kampung halaman yang ditinggalkan. Dia terkenang arwah isterinya.
Lalu perlahan-lahan dia berbisik: "buruk benar perlakuan anak kita ." Sejak itu, lelaki tua merasa tidak betah tinggal di situ. Sering saat keluarga itu sibuk dengan makan malam mereka, terdengar isak sedih dari sudut ruangan. Ada airmata yang tampak mengalir dari gurat keriput si kakek. Namun, kata yang keluar dari suami-istri ini selalu omelan agar ia tak menjatuhkan makanan lagi. Suatu malam, Viva terperanjat melihat kakeknya makan menggunakan piring kayu,begitu juga gelas minuman yang dibuat dari bambu. Dia mencoba mengingat-ingat, dimanakah dia pernah melihat piring seperti itu. "Oh! Ya..." bisiknya. Vivateringat, semasa berkunjung ke rumah sahabat papanya dia melihat tuan rumah itumemberi makan kucing-kucing mereka menggunakan piring yang sama!"Tak akan ada lagi yang pecah, kalau tidak begitu, nanti habis piring dan mangkukibu," kata Rina apabila anaknya bertanya.Seminggu kemudian, sewaktu pulang bekerja, Arwan dan Rina terperanjat melihat anakmereka sedang bermain dengan kepingan-kepingan kayu. Viva seperti sedang membuatsesuatu. Dengan lembut ditanyalah anak itu. "Kamu sedang membuat apa?". Anaknya menjawab, "Aku sedang membuat meja kayu buat ayah dan ibu untuk makan saatku besar nanti. Nanti, akan kuletakkan di sudut itu, dekat tempat kakek biasa makan." Anak itu tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya.Begitu mendengar jawaban anaknya, Arwan terkejut. Jawaban itu membuat kedua orangtuanya begitu sedih dan terpukul. Mereka tak mampu berkata-kata lagi. Perasaan Rina terusik. Kelopakmata kedua-duanya basah. Jawaban Viva menusuk seluruh jantung, terasa sepertidiiiris pisau. Mereka tersentak, Walau tak ada kata-kata yang terucap, kedua orangtuaini mengerti, ada sesuatu yang harus diperbaiki, selama ini mereka telah berbuat salah !
Malam itu Arwan menuntun tangan ayahnya ke meja makan. Rina menyendokkan nasi danmenuangkan minuman ke dalam gelas. Nasi yang tumpah tidak dihiraukan lagi. Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada piring yang jatuh, makanan yang tumpah atau taplak yang ternoda. Kini, mereka bisa makan bersama lagi di meja utama.
Sumber: Meity
Posted by List at 5:11 PM 0 comments
Labels: Front
Monday, May 5, 2008
Berjalan Dengan Keong
Tuhan memberiku sebuah tugas, yaitu membawa keong jalan-jalan. Aku tak dapat jalan terlalu cepat, keong sudah berusaha keras merangkak.
Setiap kali hanya beralih sedemikian sedikit.Aku mendesak, menghardik, memarahinya, Keong memandangku dengan pandangan meminta-maaf, serasa berkata : "aku sudah berusaha dengan segenap tenaga !"Aku menariknya, menyeret, bahkan menendangnya, keong terluka. Ia mengucurkan keringat, nafas tersengal-sengal, merangkak ke depan.Sungguh aneh, mengapa Tuhan memintaku mengajak seekor keong berjalan-jalan.
Ya Tuhan! Mengapa? Langit sunyi-senyap. Biarkan saja keong merangkak didepan, aku kesal dibelakang.Pelankan langkah, tenangkan hati....Oh? Tiba-tiba tercium aroma bunga, ternyata ini adalah sebuah taman bunga.Aku rasakan hembusan sepoi angin, ternyata angin malam demikian lembut.Ada lagi! Aku dengar suara kicau burung, suara dengung cacing.Aku lihat langit penuh bintang cemerlang.
Oh? Mengapa dulu tidak rasakan semua ini ?Barulah aku teringat, Mungkin aku telah salah menduga!Ternyata Tuhan meminta keong menuntunku jalan-jalan sehingga aku dapat memahami dan merasakan keindahan taman ini yang tak pernah kualami kalau aku berjalan sendiri dengan cepatnya."He's here and with me for a reason" Saat bertemu dengan orang yang benar-benar engkau kasihi, Haruslah berusaha memperoleh kesempatan untuk bersamanya seumur hidupmu.Karena ketika dia telah pergi, segalanya telah terlambat.
Saat bertemu teman yang dapat dipercaya, rukunlah bersamanya.Karena seumur hidup manusia, teman sejati tak mudah ditemukan.Saat bertemu penolongmu, Ingat untuk bersyukur padanya.Karena ialah yang mengubah hidupmuSaat bertemu orang yang pernah kau cintai, Ingatlah dengan tersenyum untuk berterima-kasih .Karena ia lah orang yang membuatmu lebih mengerti tentang kasih.Saat bertemu orang yang pernah kau benci,Sapalah dengan tersenyum.Karena ia membuatmu semakin teguh /kuat.Saat bertemu orang yang pernah mengkhianatimu,Baik-baiklah berbincanglah dengannya. Karena jika bukan karena dia, hari ini engkau tak memahami dunia ini.Saat bertemu orang yang pernah diam-diam kau cintai, Berkatilah dia.
Karena saat kau mencintainya, bukankah engkau berharap ia bahagia?
Saat bertemu orang yang tergesa-gesa meninggalkanmu, Berterima-kasihlah bahwa ia pernah ada dalam hidupmu. Karena ia adalah bagian dari nostalgiamu Saat bertemu orang yang pernah salah-paham padamu, Gunakan saat tersebut untuk menjelaskannya. Karena engkau mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja untuk menjelaskan.
Saat bertemu orang yang saat ini menemanimu seumur hidup,Berterima-kasihlah sepenuhnya bahwa ia mencintaimu.Karena saat ini kalian mendapatkan kebahagiaan dan cinta sejati..
From : hendra.chen
Posted by List at 10:32 AM 0 comments
Labels: Front
ARTIKEL: Bagaimana Berkhotbah
BAGAIMANA BERKOTBAH DENGAN PENUH KUASA?
Bahan pelajaran asli dari Pdt. Andreas Samudera. Disadur dan diadaptasi dan diperkembangkan oleh Pdt. Sammy Lee
victoryglobalvision@gmail.com
Bahan ‘Bagaimana Berkhotbah’ ini dipersiapkan untuk melatih pekerja-pekerja Rumah Doa segala Bangsa agar mereka mampu berkhotbah dengan penuh kuasa. Disini diberikan syarat-syarat dan kaidah-kaidah yang perlu diketahui dan dijiwai oleh seorang yang ingin menjadi pengkhotbah yang berkuasa. Bahan ini masih merupakan garis besar saja yang masih perlu diuraikan secara lebih luas dan ditambahi dengan contoh-contoh pendek agar lebih jelas. Namun bagi mereka yang ingin mempergunakannya sebagai bahan latihan bagi pekerja gereja Tuhan, anda dapat mempergunakannya dengan menambahkan inovasi sendiri.
Bahan ini dibagikan dalam 4 bagian yang dibawakan selama 4 sesi, menjadi semacam kursus dengan praktek langsung pada setiap sesinya. Peserta dapat dibagi dalam kelompok-kelompok 4 orang atau sebanyak-banyaknya 6 orang. Pada setiap sesi peserta diberi waktu 10 sampai 15 menit untuk praktek berkhotbah secara bergilir, sementara yang lain mengisi daftar penilaian terhadap pembicara. Hasil penilaian ini diberikan langsung kepada pembicara agar ia tahu apa pendapat orang lain terhadap penyampaiannya.
Anda boleh memakai bahan ini dengan bebas, dengan syarat anda mau sekedar memberitahukan kami dengan singkat ke alamat e-mail: victoryglobalvision@gmail.com
Juga kami meminta pendapat dan saran anda bila anda telah memakainya, agar kami dapat memperbaiki untuk penggunaan yang lebih baik dikemudian hari.
!doctype>